Menjadikan Tangsel Sebagai Kota Paling Toleran

0
66

Kota Tangerang Selatan – Mediatransnusa.com – (Tangsel) genap berusia 14 tahun pada tahun 2022 ini, tepatnya pada 26 November 2022. Kota Tangsel diharapkan menjadi kota paling toleran, setidaknya untuk masa mendatang bisa masuk dalam peringkat ke-10 dalam urutan indeks kota toleran di Indonesia. Saat ini, menurut Setara Institute, indeks kota toleran berada di peringkat ke-64 yaitu 4,97 pada tahun 2021. Kota Tangsel sejak tahun 2017 hingga 2021 menunjukkan kenaikan indeks kota toleran, menunjukkan kehidupan toleransi masyarakat makin tinggi. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Markus Nursamto, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Dulur Ganjar Pranowo (DPD DGP) kota Tangsel kepada sejumlah awak media di Resto yang terletak di bilangan Serpong, Kamis (10/10) siang.

“Kami dari relawan Dulur Ganjar Pranowo bersama Pemerintah ingin mewujudkan Tangsel menjadi kota paling toleran, setidaknya naik peringkatnya di peringkat ke-10 dimana saat ini berada di peringkat ke-64. Kalau bisa Tangsel menjadi kota paling toleran di Indonesia,” kata Markus, didampingi Raden Zieo Suroto selaku Ketua umum DGP dan jajaran pengurus DPD DGP Tangsel.

READ  Sat Lantas Polres Lebak Lakukan Pam Jalur dan Pengawalan Rombongan DPD Kesti TTKKDH Lebak

Parameter yang perlu dicermati dan ditingkatkan, menurut Markus, dalam mewujudkan peningkatan peringkat kota toleransi adalah yang pertama, regulasi Pemerintah Kota, yang harus melihat kepada rencana pembangunan dan kebijakan diskriminatif. Yang kedua, tindakan pemerintah, yang harus memperhatikan dua hal yaitu pernyataan pemerintah dan tindakan nyata pemerintah. Yang ketiga, regulasi sosial, yang harus memperhatikan dinamika masyarakat dan peristiwa intoleransi. Yang terakhir, yang ke-empat, demografi agama. Yang mana perlu memperhatikan faktor heterogenitas keagamaan penduduk dan inklusi sosial keagamaan.

Terkait regulasi pemerintah, DGP Tangsel menuntut Pemerintah Tangsel untuk unsur toleransi dalam rencana pembangunan dan mengurangi kebijakan-kebijakan yang bersifat diskriminatif. Kemudian yang terkait tindakan pemerintah, sejauh ini pernyataan-pernyataan pejabat pemerintah sangat positif menjunjung tinggi prinsip toleransi. Namun dalam tindakan nyata, pemerintah masih minim dalam mewujudkan keberagaman dan toleransi, misalnya dialog-dialog yang masih belum melibatkan beberapa elemen masyarakat.

READ  Diduga Pembangunan Jembatan Ciselaraja Bojong Leles Asal Asalan Dan Kurang Pengawasan

Selanjutnya yang terkait regulasi sosial, dimana indeks kota toleransi yang cenderung mengalami kenaikan menunjukkan masyarakat makin toleran. DGP Tangsel menilai faktor ini adalah modal dasar untuk menjadikan Tangsel sebagai kota paling toleran. Oleh karena itu DGP Tangsel menyatakan sangat mendukung dan menjunjung tinggi dinamika masyarakat yang ada dan mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, penegak hukum, tokoh keagamaan dan tokoh pemuda untuk selalu bertekun dalam mencegah dan mengurangi peristiwa intoleransi di Tangsel.

Yang terakhir, terkait demografi agama, DGP melihat secara umum kota Tangsel dihuni oleh masyarakat dengan berbagai agama, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Namun minimnya data pemerintah Tangsel mengenai aliran kepercayaan Falun Gong dan Baha’i yang membuat skor pada point ini menjadi rendah. Selain itu, masih terlihat kurangnya sinergitas antar umat pemeluk agama.

READ  Puluhan Wartawan Demo Kantor Satpol PP Kota Tangerang, Ada Apa?

DGP Tangsel, berdasarkan uraian diatas, menyatakan bahwa sangat menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kebhinekaan, serta bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat kota Tangsel untuk menyebarkan kebaikan tanpa mengenal suku, golongan atau agama tertentu. Kemanusiaan diatas segalanya.

Sementara itu, Raden Zieo Suroto Ketum DPP DGP saat disinggung mengenai kemampuan DGP Tangsel bisa mewujudkan kota paling toleran, mengatakan bahwa keyakinannya DGP bisa mewujudkan Tangsel kota paling toleran, seperti kota Salatiga.

“Saya yakin bisa terwujud Tangsel kota paling toleran, asalkan DGP kompak bersama selalu berupaya keras mewujudkannya,” tutup Suroto.

Untuk meneguhkan arah juang DGP menjadikan Tangsel menjadi kota toleran peringkat ke sepuluh, dilakukan aksi penandatanganan manifesto oleh seluruh hadirin.

(dewi/boy)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini