Kader PKS DPC Gunung Kaler Tolak Kenaikan Harga BBM

0
86

TANGERANG, MTN, – Tolak kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi jenis Pertalite, Pertamax dan Solar, Dewan Pimpinan Cabang Partai Keadilan Sejahtera (DPC PKS) kecamatan Gunung Kaler, kecamatan Kresek, Kecamatan Sukamulya, menggelar aksi bentang spanduk bersama para kader di jl raya Krsesk-Balaraja. minggu 11/09/2022

Ketua DPC PKS Gunung Kaler, Nahrowi sekaligus koordinator lapangan menyampaikan bahwa kegiatan aksi tersebut dilakukannya sebagai bentuk keprihatinan dan keperpihakan partai PKS kepada masyarakat.

READ  Acara Berbuka Puasa Bersama Sambil Bersilaturahmi Dirumah Nissa

“Yang kita lakukan hari ini, itu bagian dari program PKS dalam membangun konsistensi kami berpihak ke masyarakat. Dalam orasi tadi kita meminta kepada pemerintah untuk segera menurunkan harga BMM atau mengembalikan harga BBM ke harga semula.

Selain sebagai bentuk keperpihakan partai PKS ke masyarakat, kegiatan bentang spanduk ini dilakukan juga untuk memenuhi intruksi dari DPD Partai PKS agar semua para kader Partai PKS yang ada di daerah di seluruh provinsi Banten dan se Indonesia untuk ikut menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

READ  Kapolsek Cikupa Didampingi Wakapolsek Laksanakan Kegiatan Bertakziah Kerumah Duka Almarhum Iptu Sukrisman

“Sesuai intruksi dari DPD PKS, hari ini PKS seluruh PKS se-provinsi Banten, minta untuk turun ke jalan bersama-sama menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM. Kami akan tetap konsisten menolak kenaikan harga BBM, meskipun nantinya permintaan penolakan kami ditolak atau diterima oleh pemerintah dan itu tidak masalah bagi kami. Namun kami akan tetap menyuarakan penolakan itu karena kami juga punya hak untuk menyuarakan penolakan kanaikan harga BBM.

READ  Tingkatkan Kemampuan Menembak, Kapolsek Cikupa Dampingi Kapolresta Tangerang Dan Jajaran Melaksanakan Kegiatan Latihan Menembak

Kebijakan kenaikan harga BBM saat ini dirasa kurang tepat. Kenaikan BBM non subsidi hingga 30 % melebihi ambang batas psikologis masyarakat. Itu merupakan angka yang besar, karena BBM itu sendiri merupakan komoditas primer yang sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena beban operasional distribusi barang dan jasa akan naik,” tutup nahrowi.

(Erwin/Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini